Agama Kristen lahir di Kota Betlehem, daerah Palestina.
Agama Kristen untuk pertama kali disebarkan oleh Yesus Kristus. Pada waktu
Kerajaan Romawi diperintah oleh Kaisar Augustus. Yesus mulai menyebarkan dan mengajarkan
agama Nasrani atau agama Kristen setelah berumur 30 tahun dengan dibantu 12
orang muridnya. Dalam mengajarkan ajarannya, timbullah tantangan dari orang
Yahudi. Sesudah selama 3 tahun Yesus bekerja dan dihukum mati oleh bangsa
Yahudi dengan cara disalib.
Setelah Yesus wafat, maka murid-muridnya mulai menyebarkan
agama Kristen. Penyebaran ini mulai di daerah Palestina, di kalangan orang
Yahudi, baru kemudian disebarkan ke luar Palestina. Oleh tokoh-tokoh penyebar
agama Kristen, seperti Paulus, Petruss, dan Johannes, agama Kristen disebarkan
ke Yunani bahkan ke Roma, ibu kota kekaisaran Romawi. Atas usaha penyebar Injil
(Kitab suci agama Kristen) maka agama ini cepat tersebar di kalanan penduduk,
di kalangan bawah. Namun kaisar Romawi masih menentangnya, karena dianggap
membahayakan kedudukan Kaisar, dan keutuhan negara.
Kaisar Romawi yang terkenal karena kekejamannya terhadap
orang-orang penganur agama Kristen ialah Kaisar Nero. Ia menuduh orang Kristen
melakukan pembakaran di kota Roma, maka sebagai hukumannya beribu-ribu orang
Kristen dibunuh dan dibakar. Pada masa pemerintahan Kaisar Konstantin Agung,
diumumkan adanya kebebasan beragama. Bahkan pada masa pemerintahan Kaisar
Theodosius diumumkan bahwa agama Kristen menjadi agama negara. Halini menyebabkan
agama Kristen makin tersebar di seluruh wilayah Kerajaan Romawi.
Sejak abad ke-3 sudah terlihat adanya perpecahann agama
Kristen. Agama Kristen di Romawi Barat terpengaruh oleh sifat kebudayaan Roma.
Agama ini berpusat di Roma dan disebut pimpinannya. Sedangkan agama Kristen di
Romawi Timur dipengaruhi oleh sifat kebudayaan Yunani. Agama ini disebut agama
Kristen Katolik Ortodoks dan berpusat di Konstantinopel serta dipimpin oleh
beberapa Patriach. Pada masa kekaisaran Romawi , agama Kristen menyebar sampai
Persia. Dari Persia agama ini tersebar lagi ke India,Asia Tengah, Cina, dan
Siberia melalui jalan Sutera (Jalan Darat).
Pada waktu terjadi penjelajahan samudera, bangsa Portugis
dan Spanyol membawa misionaris untuk menyebarkan agama Kristen Misionaris yang
terkenal adalah Fransiskus Xaverius dan Mateus Ricci. Mereka menyebarkan agama
Katolik ke India, Maluku, Cina, dan Jepang, sedangkan ke Filipina
disebarkanoleh bangsa Spanyol. Fransiskus Xaverius menyebarkan agama Katolik di
Indonesia bagian timur misalnya Maluku, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara
Timur. Pada abad ke-17, penyebaran agama Katolik mulai digantikan oleh Belanda
(VOC). Tokoh penyebar agama Kristen protestan yang terkenal di Indonesia
anttara lain ialah Dr. Nomensen di Tapanuli (Batak). Sebastian Danchaerts di
Ambon, Heurnius di Jakarta dan Saparua.
Kehadiran Belanda di Idnonesia merubah peta pengkristenan di
wilayah ini. Di Maluku, sebagian besar penduduk yang telah beragama Katholik
berganti menjadi Calvinis, dan VOC melarang misi Katholik melakukan kegiatan
keagamaan. Di berbagao tempat di mana VOC berkuasa, di situ merupakan pusat
penyebaran agama Protestan. Mengapa? Karena Kerajaan Belanda memang
memfasilitasi segala upaya penyebran agama itu. Tidak mengherankan kerika tahun
1817 seluruh gereja Protestan yang ada di berbagai daerah diakui sebagai gereja
pemerintah.bahkan gereja-gereja di Minahasa, Maluku, dan Timor dijadikan gereja
penrintis bagi penyebaran agama Protestan di kawasan Indonesia Timur.
Memasuki abad ke-19, penyebaran agama Kristiani semakin
meluas ke berbagai wilayah di Indonesia. Kelompok misionaris Ketholik dan
zending dari gereja reformasi baik dari Eropa maupun Amerika mulai berdatangan.
Pada masa pendidikan Inggris tepatnya tahun 1814, Kelompok rohaniawan Nederlandsche
Zendeling Genooftschap (NZG) dari Belanda yang didukung oleh London Misionary
Society memulai aktivitas keagamaan merkea, terutama ditujukan kepada penduduk
lokal. Pada tahun 1830-an muncul usaha menterjemahkan Injil ke dalam bahasa
Jawa setelah sebelumnya usaha yang sama dilakukan untuk menterjemahkan kitab
suci ke dalam bahasa Melayu. Keberadaan NZG dan beberapa zendding yang lain
telah memascu perkembangan agama Kristianikhususnya dari gerakan reformasi yang
sangat pesat di seluruh Indonesia. Biarpun penyebaran agama Kristiani telah
dimulai pertama kali pada tahun 1563,
sampai tahun 1822 perkembangan agama Kristiani masih terfokus di daerah pantai.
Keadaan yang sama juga terjadi di Sangir Talaud yang menunjukkan perkembangan
pesat sejak tahun 1855.
Sementara itu usaha pengkristenan Poso, Toraja dan beberapa
daerah di Sulawesi dan Tengah semakin berkembang sejak kedatangan C. Kruyt dan
N. Adriani pada dekade terkahir ke-19.
Salah satu fenomena yang menarik dari perkembangan agama
Kristiani di Idnonesia adalah munculnya gereja-gereja lokal yang sebagian dari
mereka pada masa kolonial tidak diakul oleh gereja-gereja yang datang dari
barat. Penyebaran agama Kristiani di daerah Mojowarno Jawa Timur yang dilakukan
oleh Kyai Tunggal Wulung dan di Bagelan Jawa Tengah oleh Kyai Sadrach merupakan
contoh dari pertemuan antara kepercayaan dan budaya lokal dengan agama
Kristiani.
Jika Sebelumnya sebagian besar pemeluk agama Kristiani di
Jawa terdiri atas penduduk perkotaan, di bawah gereja-gereja lokal berkembang
komunitas Kristiani di daerah pedesaan. Pertemuan dengan unsur-unsur lokal itu
di jawa kemudian menghasilkan gereja seperti Pasamuan Kristen Jawa Merdika,
Gerjea Kristen Jawa, Gereja Kristen Sunda, dan Gereja Kristen Jawi Wetan. Di pulau-pulau
yang lain terdapat juga beberapa gereja lokal, seperti di kalangan masyarakat
Batak, Minahasa dan lain sebagainya.
No comments:
Post a Comment