Menu

Tuesday 12 November 2019

Sejarah Musik Lengkap



Salam Sejahtera semua, kalian pasti pernah mendengar berbagai musik kan. Semua orang di dunia tidak terkecuali banyak yang lebih suka mendengarkan musik ada yang sekedar untuk hiburan semata, seni, dan lain sebagainya. Tapi apakah kalian tau dari mana kah asal muasal musik yang sering kalian dengar pasti penasaran kan?? Oke tanpa banyak basa basi mari kita bahas.

Pengertian Musik

Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, nada, dan keharmonisan terutama dari suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.

Sejarah Awal Musik

Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapiens yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tidak ada yang tahu kapan manusia mula mengenal seni dan musik. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika, sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun lalu telah ada perubahan evolusi pada otak manusia. Dengan otak yang lebih pintar dari hewan, manusia merancang pemburuan yang lebih terarah sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak seperti ini, manusia bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan menggunakan imajinasi dan spiritual. Bahasa untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara manusia. Dari bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama hewan, perlahan-lahan beberapa kosakata muncul untuk menamakan benda dan memberikan nama panggilan untuk seseorang.

Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, manusia purba mungkin mendapat inspirasi untuk mengambil tulang kaki kering hewan buruan yang menjadi makanannya dan kemudian meniupnya dan mengeluarkan bunyi. Ada juga yang mendapat inspirasi ketika memperhatikan alam dengan meniup rongga kayu atau bambu yang mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi suling purba.

Manusia menyatakan perasaan takut dan gembira dengan menggunakan suara-suara. Bermain-main dengan suara menciptakan lagu, hymne, atau syair nyanyian kecil yang diinspirasikan oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara tidak sengaja manusia telah mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan batang kayu yang mengeluarkan bunyi yang keras. Kulit binatang yang digunakan sebagai pakaian diletakkan sebagai penutup rongga kayu yang besar sehingga terciptalah sebuah gendang.

Teori pra sejarah musik hanya didasarkan pada temuan situs arkeologi paleolitik. Seruling merupakan alat musik yang banyak ditumakan pada zaman pra sejarah, yang salah satunya berbentuk seperti shakuhachi yang berasal dari Jepang. Ada seruling Divje Babe yang terbuat dari tulang paha beruang gua, yang diperkirakan sudah digunakan sekitar 40.000 tahun yang lalu. Berbagai jenis seruling dan alat musik yang terbuat dawai atau senar telah ada sejak zaman.

Peradaban Lembah Sungai Indus, India, yang memiliki salah satu tradisi musik tertua di dunia yang berasal dari kitab Weda. Penemuan terbesar dan tertua dari alat musik pra sejarah berlokasi di Cina, yang bisa dilacak balik ke antara 7000 dan 6600 SM. Lagu-lagu Hurri adalah kumpulan musik tertulis dalam tulisan kuno yang digali dari Hurrian di kota Ugarit yang diperkirakan telah ada sekitar 1400 SM.

Musik Zaman Kuno

1. Musik Mesir (mulai tahun 2000 SM)

Sejarah musik beserta alat-alat musik bangsa Mesir diketahui berkat adanya monumen-monumen berupa prasasti seperti harpa-harpa dalam bentuk bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, lyra, gitar, mandoling dan seruling tunggal maupun ganda. Pada makam-makam yang megah tertulis pada dindingnya riwayat kehidupan rumah tangga bangsa Mesir dan dari situ kita melihat bahwa seni musik mengambil peranan besar dalam mengiringi kebaktian seperti tari-tarian, ratapan pada kematian dan juga jamuan-jamuan makan.

2. Musik Yunani (mulai tahun 1100 SM)

Apa yang kita sebut bangsa Yunani dan bangsa yang menyebut dirinya Hellas, adalah bangsa yang sebagian besar berasal daru Indo-German. Hellas adalah putra dari Raja Phityea di Thessalia yang jadi mitos nenek moyang suku Hellas.
Masa Mistis (sebelum 110 SM)
Seperti Bangsa-Bangsa Kuno yang lain, meyakini bahwa seni berasal langsung dari dewa-dewa. Dewa dan Pelindung kesenian adalah Apollo, yang ketika lahir merobek kain kain lampin yang bersulakan emas dan kemudian dibalutkan padanya oleh Dewa-Dewi kahyangan dan berteriak: “citara itu akan dipersembahkan padaku dan saya akan mengumumkan kemauan yang tak terpatahkan dari Zeus”.

Kepahlawanannya yang pertama adalah mengalahkan python yaitu seekor naga yang datang dari kegelapan. Karenanya madah Yunani terkait dengan kejadian itu, dan di kota delphi kesenian Pythis dirayakan dengan nyanyian dan permainan musik dengan alat musik berdawai.

3. Musik Arab dan bangsa-bangsa yang memeluk agama Islam

Masa prasejarah (3000-1000 SM)

Sumber pertama dalam musik Arab terdapat pada prasasti Asyria dari abad 7 SM. Arab memiliki peranan penting dalam musik terutama bagi daerah Mesir dan Mesopotamia. Hal ini terjadi karena Arab berdagang sejak dulu, maka arab berkontak dengan bangsa-bangsa sekitarnya, termasuk berdagang dengan orang Mesopotamia, Yahudi kemudian Yunani. Pegaruh timbal balik nampak kemudian pada nama alat musik Arab yang dipakai di lain tempat dengan nama berbeda-beda, semisal gendang yang bernama tabl dalam bahasa tibrani disebut tibela. Sebelum lahir agama Islam nampaknya orag Arab memakai musik juga untuk agama animis, sama seperti kebudayaan sekitarnya. Dewa Dhu’l-Shara dihormati dengan madah-madah; dukun (sha’ir) melalui musik dapat memanggil roh (Jinn), dsb.

Sebelum agama Islam (abad 1-7 M)

Raja-raja di Arab Selatan memang mendukungmusik dan sastra; maka hingga sekarang orang Arab Utara memandang daerah Yemen Selatan sebagai tempat lahirnyamusik Arab yang sebenarnya.Namun kerajaan Arab Selatan jatuh (berkaitan dengan jatuhnya Mesopotamia) maka terjadilah transmigrasi dari Selatan ke Utara pada abad 2. Dengan demikian berkembanglah musik pada tiga pusat: Syria, Mesopotamia, dan daerah Arab Barat.[3]

4. Musik Islam dan sekolah klasik musik Arab (abad 7-9 M)

Nabi Muhammad (571-632) tdak hanya lahir di Mekkah tetapi juga mewartakan agama Islam pertama-tama disini. Dapat diketahui bahwa dia senang dengan musik dan sekaligus melawan musik. Artinya demi kepentingan agama dia membeda-bedakan musik mana bertentangan dengan agama dan mana tidak. Dengan berkembangnya agama Islam musik duniawi mula-mula mundur. Dibawah kalifah-kalifah pertama (632-661) terdapat banyak tulisan melawan quina (gadis penyanyi). Namun kemudian musik duniawi mendapat dukungan baru oleh kalifah-kalifah Ummayah (661-750). Ciri khas musik duniawi yang paling menonjol waktu itu adalah nyanyi tunggal dengan iringan lute.

5. Musik Cina (mulai tahun 2000 SM)

Bangsa Tiongkok menceritakan asal mula susunan nada mereka pada tahun 2700 S.M., pada masa pemerintahan Kaisar Hoang Ty yang menunjuk seseorang yang bernama Ling-Lun untuk membuat peraturan serta menentukan dasar dari ilmu olah nada atau seni dengan nada-nada. Ling-Lun mengemban tugas tersebut pergi ke daerah Sing Yung, dekat mata air sungai Hoang-Ho, dimana terdapat sebuah gunung dan berhutan kayu serta bambu yang lebat. Di Hutan tersebut Ling-Lun mendapatkan gagasan untuk membuat pipa-pipa seruling dari ranting bambu degan berbagai macam ukuran, dan di dalam Hutan tersebut terdapat sepasang burung ajaib yang bernama Fung-Hoang.

Burung jantan yang disebut Fung menyanyikan enam nada dan Burung Betina yang disebut Hoang menyanyikan enam nada yang lainnya dan berpadu menjadi kesatuan nada yang disebut “nada jantan” dan “nada betina”, atau lebih dikenal dengan “nada-setengah”. Kemudian Ling-Lun menirukan nada burung yang didengarnya tersebut dengan serulingnya sehingga timbul nada yang terendah, F, yang diberi nama Kung atau “nada besar”.
“Nada besar” ini kemudian bernama Istana Kaisar dan seruling yang membawakan nada tersebut dibuatnya dengan ranting bambu dengan nama Hoang-Tschung yang memiliki arti Jam Kuning. Nada tersebut adalah nada yang dikeluarkan oleh burung ajaib Fung Hoang, maka Ling-Lun menetapkan nada tersebut sebagai nada-purba atau nada permulaan. Dengan penemuan ini Ling-Lun kembali ke istana untuk menentukan nada yang tepat, ia menuangkan semacam biji gandum berwarna hitam yang disebut dengan Chou, kedalam seruling bambu untuk mengetahui nada dasar yang diinginkan. Bangsa Tiongkok telah mengetahui cara mengukur interval nada dengan menggunakan pengaruh gabungan antara mitos dan perhitungan matematis, menurut keterangan oleh Amiot dalam bukunya “Memoire sur la Musique des Chinois”.

7. Musik India (mulai tahun 1500 SM)

Bangsa India kuno menganggap bahwa musiknya berasal dari Dewa-dewanya. Saraswati, isteri dari brahma, menganugerahkan kepada umat manusia, yaitu disebut: Vina. Maka dari itu Saraswati dianggap sebagai pelindung dari seni-suara (seni-musik). Di dalam kitab Veda, buku suci dari penganut Brahma, tepatnya dalam rigveda (1500 SM) terdapat hymne-hymne yang termasuk dalam bidang seni musik.
Para Brahmana menyimpan banyak naskah nyanyian kuno yang mempunyai kekuatan gaib. Beberapa lagu dianggapnya dapat membuat mukujijat-mukjijat besar, seperti memaksa manusia atau hewan untuk bergerak menurut apa yang dikehendaki oleh penyanyi. Tangga nada yang tertua yang terdapat pada bangsa india mirip dengan tangga nada kuno di cina yang terdiri dari 5 tingkat. Dengan demikian terbuktilah bahwa di antara kedua bangsa tersebut ada hubungan yang dekat sejak jaman kuno. Seperti pada bangsa Cina, tangga nada india lama-kelamaan berubah juga menjadi tangga-nada dengan 7 tingkat.

 Di dalam kitab suci Narayan terkandung sebuah teori musik dalam bentuk syair. (seperti juga Felix Drusche yang menulis karyanya dalam bentuk syair). Irama lagu india adalah sangat berubah-ubah, disebabkan oleh besarnya atau banyaknya corak bait syair-syair Hindu. Alat musik india adalah Vina, yaitu alat musik petik india. Alat itu mempunyai 7 dawai dengan jangkauan nada yang lebih luas dari 2 oktaf. Usia dari alat ini dikenal dari dongeng bahwa alat ini ditemukan oleh Saraswati, dewi seni india, dan adalah alat yang paling disukai oleh dunia yang beradab.

Alat kedua yang berdawai adalah Magaudi, yang berbentuk gitar; kemungkinan besar berasal dari Arab. Pawang-pawang ular India menggunakan alat ini dengan 4 dawai, yang biasa untuk “menyihir” ular. Adapun alat tiup yang sudah di kenal bangsa India seperti seruling-tunggal dan seruling ganda. Terdapat juga alat gesek, sejenis biola yang namanya Serinda juga digunakan dalam seni musik India.

6. Musik Jepang (mulai tahun 600 SM)

Pada tahun 54 M, Raja Dairi dari bangsa Jepang yang masih abudaya mengirim utusan untuk mempersembahkan hadiah atau bulubekti kepada kaisar Cina dan karena hbungan seperti ini, mengalirlah kebudayaan kuno dari Cina itu ke negeri Jepang. Watak kedua bangsa tersebut sangat berbeda. Bangsa Jepang lebih bersungguh-sungguh dan tekun. Namun musik pada bangsa Jepang masih sekeluarga dengan musik bangsa Cina. Bangsa Jepang memiliki macam-macam alat musik tiup, yang ditiup lurus maupun miring/silang. Selain itu Jepang juga memiliki alat musik berdawai seperti mandolin (luit), Shamisen, Kokin, dan Biwa. Jepang juga memiliki kekayaan akan alat musik pukul (perkusi) yang tidak kalah dengan Cina. Alat musik tersebut antara lain: kendang/tifa, pauka, tambur genta, dan keprak-kayu. Para olah musik di Jepang tidaklah terpandang. Mereka masuk golongan yang rendah walaupun tidak terendeh. Sebaliknya seni musik Jepang adalah seni yang mendapat tempat di negerinya dan sebagai seni yang berharga/terhormat.

7. Musik Indonesia

Zaman prasejarah (sebelum abad 1 M)
1. Imigrasi Pra-Melayu pada tahun 2500-1500 SM terjadi suatu perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara. Mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan ladang. Terutama di Annam (Cina Selatan) Mereka mengembangkan semacam lagu pantun dimana putra dan putri bernyanyi dengan cara sahut-menyahut.

2. Imigrasi Proto-Melayu pada jaman Perunggu (abad 4 SM) pada sekitar abad ke 4 SM dri daerah Cina Selatan bernama Annam. Tangga nada pelog ikut dibawah ke Indonesia oleh kelompok Proto-Melayu. Alat musik yang dibawah adalah Gong-gong dan ditemukan di pulau Jawa.

Musik Monofon (Gregorian)
Istilah ‘monofon’ berasal dari dua kata, yaitu monos (berarti tunggal – bhs Yunani), dan phooneoo berarti berbunyi. Sehingga istilah ‘musik monofon’ ialah suatu jenis musik yang terdiri dari satu suara saja, tanpa iringan apapun juga. Kalimat “tanpa iringan apapun juga” benar-benar perlu dicantumkan agar monofoni ini dapat dibedakan dari monodi.
Menurut para pakar musik, musik Abad Pertengahan merupakan puncak kesempurnaan artistik musik monofon atau disebut musik Gregorian. Istilah musik Gregorian ini baru dipakai oleh Sri Paus Leo (847-885) dalam suatu surat kepada pemimpin biara, Abas Honoratus yang menyebutkan carmen Gregorianum(nyanyian Gregorian). Nyanyian ini sebenarnya sudah ada sebelum Paus Gregorian meninggal pada tahun 604 dan dipengaruhi secara khusus oleh Paus tersebut. Macam-macam tulisan tentang musik Gregorian juga harus hati-hati untuk dibaca karena banyak versi seperti karangan Auguste Gevaert (1828-1908), seorang musikolog, komponis, dirigen asal Belgia, yang sangat menekankan pengaruh musik Yunani dalam pembentukan lagu Gregorian.

Sekian dulu blog dari saya maaf kalau ada salah kata silahkan komentar di bawah kalau ada kekurangan atau follow akun saya di Hubungi Kami. Terimakasih (^_-)

No comments:

Post a Comment